Jumat, 17 Januari 2014

Birahi Subuh

 oleh Bunda Sutarmini pada 24 Juni 2011 pukul 18:43 ·

Air mata ini menyongsong pagi
Air mata ini bak belaian lelaki sejati
Melegakan kegelisahan
Lepasnya birahi subuh

Ya allah..

Maafkan .. bila zikirku berbalut nelangsa
Maafkan .. bila ku sepenuhnya belum ridho
Maafkan .. bodohku yang selalu bertanya

Tak sadarkan wangi nafasMu menyertai
Tak sadarkan belaian lembutMu tak tertandingi
Sampai benturan pelipisku berdarah
Perihnya membanagunkan kesadaran yang terpejam di dada
Akan kebesaran Allah Pemilik rindu dan cinta..

12 Juni 2011 Perawan Dhesa.


kau berdiri telanjang
di jendela kamar
"di luar, malam begitu diam"
dan padaku yang telanjang
di ranjang
kaudatang.
"kita tak boleh diam
untuk menikmati indahnya malam"

benarkah itu ?
dirimu mengintip maluku yang terlanjur kaku
dadaku berdesir keras masih seperti dulu
adakah artinya ini? sumilir angin berhembus ?
berbisik mesra pada kita?
meski rona senja di pelupuk mata?
ataukah kita berjingkat mendekat agar senja tiada mendengar?
berbisik saja jangan berteriak
wangi nafasmu tlah membangunkan gairahku
biarlah senja terpikat sehingga lupa menjemput malam

10 Mei 2013

trimakasih cinta
aku terbuai olehmu lagi
cinta yang teramat berbeda
meski aku masih cleopatra
owh jendral antoniku, kau hadir bukan ingin menjajah negeriku
kita dalam satu negeri yang rindu
bila kupandangi gambar kita berlatar DS
DS yang pernah ku picingkan mataku sinis
“mimpi mu yang palsu dibenakku dulu”

owh cinta
kini kau buktikan siapa dirimu
dan kau buktikan kaulah jendral antony itu
lebih dahzat lagi
kau buktikan semua semua ..
bagai persembahan untuk sang dewi atau ibu suri
indahnya sehari bersamama mu
bila tiba waktuku untuk mu
akan ku balas dendam cintaku padamu

owh.. dewi cinta
tak punya lagikah waktumu bercinta
meski hanya sepenggal baris rindu

owh.. dewi
rupanya tahu betul biru adalah biru
merah segar darah mu mengalir
pertandai hidupmu adalah hidup
hari ini adalah indah
kemarin adalah kenangan
nanti adalah harapa
tak satupun yang pantas menjadikan galau

berrapa lagi kah
dalam ketidak perdayaanku
berapa lama lagikah
kecilnya hati menahan rindu
bertemu dalam jarak saja tak pernah kau mau
bertemu macam apa lagi?
dan ingin apa?
untuk apa?
menambah penasaran?
aku mbakyu yang kemayu
benar2 tidak ayu
apa lagi yang ingin kau tahu
aku adalah musafir sakit rindu
tak kan aku mau berjemput angin yang tak membawa harapan
kau kah itu angin yang menyapa
kaukah itu
pangeran yang ku rindu
kaukah itu apa

5 komentar: